Salam ..

Blog ini dicipta bertujuan menambahkan sumber ilmu Sains Islam kepada masyarakat umum. Di harap blog ini dapat menyajikan informasi Islam bagi mereka yang dahagakan ilmu untuk pedoman kita bersama.

Saturday, February 19, 2011

Matahari ciptaan Allah

Begitu banyak bukti di dalam al-Quran yang menjelaskan kebesaran Allah menciptakan matahari yang memberi banyak faedah kepada hambanya.


Maksud firman Allah iaitu:

Tidakkah engkau (pelik) memikirkan (wahai Muhammad) tentang orang yang berhujah membantah Nabi Ibrahim (dengan sombongnya) mengenai Tuhannya, kerana Allah memberikan orang itu kuasa pemerintahan? Ketika Nabi Ibrahim berkata: Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan Yang mematikan. Dia menjawab: Aku juga boleh menghidupkan dan mematikan. Nabi Ibrahim berkata lagi: Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, oleh itu terbitkanlah ia dari barat? Maka tercenganglah orang yang kafir itu (lalu diam membisu) dan (ingatlah), Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim.
( سورة البقرة , Al-Baqara, Chapter #2, Verse #258)

Kemudian apabila dia melihat matahari sedang terbit (menyinarkan cahayanya), berkatalah dia: Inikah Tuhanku? Ini lebih besar. Setelah matahari terbenam, dia berkata pula: Wahai kaumku! Sesungguhnya aku berlepas diri (bersih) dari apa yang kamu sekutukan (Allah dengannya).
( سورة الأنعام , Al-Anaam, Chapter #6, Verse #78)

Allah jualah Yang membelah cahaya subuh (yang menyingsingkan fajar) dan yang menjadikan malam untuk tinggal berehat dan menjadikan matahari dan bulan untuk mengira waktu (menurut peredarannya). Yang demikian itu adalah kuasa penentuan Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Mengetahui.
( سورة الأنعام , Al-Anaam, Chapter #6, Verse #96)

Dialah yang menjadikan matahari bersinar-sinar (terang-benderang) dan bulan bercahaya dan Dialah yang menentukan perjalanan tiap-tiap satu itu (berpindah-randah) pada tempat-tempat peredarannya masing-masing) supaya kamu dapat mengetahui bilangan tahun dan kiraan masa. Allah tidak menjadikan semuanya itu melainkan dengan adanya faedah dan gunanya yang sebenar. Allah menjelaskan ayat-ayatNya (tanda-tanda kebesaranNya) satu persatu bagi kaum yang mahu mengetahui (hikmat sesuatu yang dijadikanNya).
( سورة يونس , Yunus, Chapter #10, Verse #5)

Allah jualah yang menjadikan langit terangkat tinggi dengan tiada bertiang sebagaimana yang kamu melihatnya, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy dan Dia memudahkan matahari dan bulan (untuk faedah makhluk-makhlukNya); tiap-tiap satu dari keduanya beredar untuk suatu masa yang telah ditetapkan. Allah jualah yang mentadbirkan segala urusan; Dia menerangkan tanda-tanda kekuasaanNya satu-persatu, supaya kamu yakin kepada pertemuan Tuhan kamu (untuk menerima balasan).
( سورة الرعد , Ar-Rad, Chapter #13, Verse #2)

Dan Dia juga yang menjadikan matahari dan bulan sentiasa beredar, untuk kepentingan kemudahan kamu dan yang menjadikan malam dan siang bagi faedah hidup kamu.
( سورة إبراهيم , Ibrahim, Chapter #14, Verse #33)

Dan Dia memudahkan bagi kamu malam dan siang dan matahari serta bulan dan bintang-bintang dimudahkan dengan perintahNya untuk keperluan-keperluan kamu. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi tanda-tanda (yang membuktikan kebijaksanaan Allah) bagi kaum yang mahu memahaminya.
( سورة النحل , An-Nahl, Chapter #16, Verse #12)

Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit, cenderung ke kanan dari gua mereka dan apabila ia terbenam, meninggalkan mereka ke arah kiri, sedang mereka berada dalam satu lapangan gua itu. Yang demikian ialah dari tanda-tanda (yang membuktikan kekuasaan) Allah. Sesiapa yang diberi hidayat petunjuk oleh Allah, maka dialah yang berjaya mencapai kebahagiaan dan sesiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak sekali-kali akan beroleh sebarang penolong yang dapat menunjukkan (jalan yang benar) kepadanya.
( سورة الكهف , Al-Kahf, Chapter #18, Verse #17)

Dan Dialah (Tuhan) yang telah menjadikan malam dan siang, serta matahari dan bulan; tiap-tiap satunya beredar terapung-apung di tempat edaran masing-masing (di angkasa lepas).
( سورة الأنبياء , Al-Anbiya, Chapter #21, Verse #33)

Tidakkah engkau melihat kekuasaan Tuhanmu? Bagaimana Dia menjadikan bayang-bayang itu terbentang (luas kawasannya) dan jika Dia kehendaki tentulah Dia menjadikannya tetap (tidak bergerak dan tidak berubah)! Kemudian Kami jadikan matahari sebagai tanda yang menunjukkan perubahan bayang-bayang itu;
( سورة الفرقان , Al-Furqan, Chapter #25, Verse #45)

Dan sesungguhnya jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (yang musyrik) itu: Siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan yang memudahkan matahari dan bulan (untuk faedah makhluk-makhlukNya)? Sudah tentu mereka akan menjawab: Allah. Maka bagaimana mereka tergamak dipalingkan (oleh hawa nafsunya daripada mengakui keesaan Allah dan mematuhi perintahNya)?
( سورة العنكبوت , Al-Ankaboot, Chapter #29, Verse #61)

Tidakkah engkau memerhatikan bahawa Allah memasukkan malam pada siang dan memasukkan siang pada malam (silih berganti) dan Dia memudahkan matahari dan bulan (untuk faedah makhluk-makhlukNya)? Tiap-tiap satu dari keduanya beredar untuk suatu masa yang telah ditetapkan dan (ingatlah) sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan mendalam akan apa yang kamu lakukan.

Allah jua yang memasukkan malam pada siang dan memasukkan siang pada malam (silih berganti) dan Dia yang memudahkan peredaran matahari dan bulan; tiap-tiap satu dari keduanya beredar untuk suatu masa yang telah ditetapkan. Yang melakukan semuanya itu ialah Allah Tuhan kamu, bagiNyalah kuasa pemerintahan; sedang mereka yang kamu sembah (yang lain dari Allah) tidak mempunyai sesuatu pun walau senipis selaput biji kurma.
( سورة فاطر , Fatir, Chapter #35, Verse #13)

Dan (sebahagian dari dalil yang tersebut ialah) matahari; ia kelihatan beredar ke tempat yang ditetapkan baginya; itu adalah takdir Tuhan Yang Maha Kuasa, lagi Maha Mengetahui;
( سورة يس , Ya Seen, Chapter #36, Verse #38)

(Dengan ketentuan yang demikian), matahari tidak mudah baginya mengejar bulan, dan malam pula tidak dapat mendahului siang; kerana tiap-tiap satunya beredar terapung-apung di tempat edarannya masing-masing.

Tuhan (yang mencipta serta mentadbirkan) langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dan Tuhan (yang mengatur) tempat-tempat terbit matahari.
( سورة الصافات , As-Saaffat, Chapter #37, Verse #5)



Allah menurunkan Al Quran kepada manusia empat belas abad yang lalu.
Beberapa fakta yang baru dapat diungkapkan dengan teknologi abad ke-
21 ternyata telah dinyatakan Allah dalam Al Quran empat belas abad
yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa Al Quran adalah salah satu
bukti terpenting yang memungkinkan kita mengetahui keberadaan Allah.

Dalam Al Quran, terdapat banyak bukti bahwa Al Quran berasal dari
Allah, bahawa umat manusia tidak akan pernah mampu membuat sesuatu
yang menyerupainya. Salah satu bukti ini adalah ayat-ayat (tanda-
tanda) Al Quran yang terdapat di alam semesta.

banyak informasi yang ada dalam Al Quran ini sesuai dengan yang ada di
dunia eksternal. Allahlah yang telah menciptakan alam semesta dan
kerananya memiliki pengetahuan mengenai semua itu. Allah juga yang
telah menurunkan Al Quran. Bagi orang-orang beriman yang teliti,
sungguh-sungguh, dan arif, banyak sekali informasi dan analisis
dalam Al Quran yang dapat mereka lihat dan pelajari.

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa Al Quran bukanlah buku ilmu
pengetahuan. Tujuan diturunkannya Al Quran adalah sebagaimana yang
diungkapkan dalam ayat-ayat berikut:

“… untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang
berpikir.” (QS. Al Mu’min: 54)

Betapapun, Al Quran juga memberi informasi dasar mengenai beberapa
hal seperti penciptaan alam semesta, kelahiran manusia, struktur
atmosfera, dan keseimbangan di langit dan di bumi. Kenyataan bahawa
informasi dalam Al Quran tersebut sesuai dengan penemuan terbaru ilmu
pengetahuan modern adalah hal penting, kerana kesesuaian ini
menegaskan bahwa Al Quran adalah “firman Allah”. Menurut ayat “Maka
apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran
itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan
yang banyak di dalamnya” (Surat an-Nisa: 82), terdapat keserasian
yang luar biasa antara pernyataan di dalam Al Quran dan dunia
eksternal.

Pada halaman-halaman berikut kita akan membahas kesamaan yang luar
biasa antara informasi tentang alam semesta yang ada dalam Al Quran
dan dalam ilmu pengetahuan.

Persoalan mengenai bagaimana alam semesta yang tanpa cacat ini mula-
mula terbentuk, ke mana tujuannya, dan bagaimana cara kerja hukum-
hukum yang menjaga keteraturan dan keseimbangan, sejak dulu
merupakan topik yang menarik.

Sekarang,marilah kita lihat bagaimana fakta-fakta yang sangat penting ini
dijelaskan oleh ilmu pengetahuan.

“Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih
kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan
bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Mahakuasa atas segala
sesuatu.” (Surat al-Hadid: 1-2)

Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson di California,
seorang astronomi Amerika bernama Edwin Hubble membuat salah satu
penemuan terpenting dalam sejarah astronomi. Ketika tengah mengamati
bintang dengan teleskop raksasa, dia menemukan bahawa cahaya yang
dipancarkan bintang-bintang bergeser ke hujung merah spektrum. Ia pun
menemukan bahawa pergeseran ini terlihat lebih jelas jika bintangnya
lebih jauh dari bumi. Penemuan ini menggemparkan dunia ilmu
pengetahuan. Berdasarkan hukum-hukum fizik yang diakui, spektrum
sinar cahaya yang bergerak mendekati titik pengamatan akan cenderung
ungu, sementara sinar cahaya yang bergerak menjauhi titik pengamatan
akan cenderung merah. Pengamatan Hubble menunjukkan bahawa cahaya
dari bintang-bintang cenderung ke arah warna merah. Ini bererti
bahawa bintang-bintang tersebut sentiasa bergerak menjauhi kita.

Tidak lama sesudah itu, Hubble membuat penemuan penting lainnya:
Bintang dan galaksi bukan hanya bergerak menjauhi kita, namun juga
saling menjauhi. Agar lebih mudah dimengerti, bayangkan alam semesta seperti
permukaan balon yang tengah ditiup. Sama seperti titik-titik pada
permukaan balon akan saling menjauhi karena balonnya mengembang,
benda-benda di angkasa saling menjauhi karena alam semesta terus
memuai. Sebenarnya, fakta ini sudah pernah ditemukan secara
teori.
Albert Einstein, salah seorang ilmuwan termasyhur abad
ini, ketika mengerjakan Teori Relativitas Umum, pada mulanya
menyimpulkan bahawa persamaan yang dibuatnya menunjukkan bahawa alam
semesta tidak mungkin statik.

Alam semesta tercipta akibat meledaknya titik tunggal
yang memiliki volume nol tersebut. Ledakan hebat yang menandakan
awal terbentuknya alam semesta ini dinamakan Ledakan Besar (Big
Bang), dan teori ini dinamai mengikuti nama ledakan tersebut.

Harus dikatakan di sini bahawa “volume nol” adalah istilah teori
yang bertujuan deskriptif. Ilmu pengetahuan hanya mampu
mendefinisikan konsep “ketiadaan”, yang melampaui batas pemahaman
manusia, dengan menyatakan titik tunggal tersebut sebagai “titik
yang memiliki volume nol”. Sebenarnya, “titik yang tidak memiliki
volume” ini berarti “ketiadaan”. Alam semesta muncul dari ketiadaan.
Dengan kata lain, alam semesta diciptakan.

Fakta ini, yang baru ditemukan oleh fizik moden pada akhir abad
ini, telah diberitakan Al Quran empat belas abad yang lalu:

“Dia Pencipta langit dan bumi.” (QS. Al An’am:101)

Jika kita membandingkan pernyataan pada ayat di atas dengan teori
Ledakan Besar, terlihat kesamaan yang sangat jelas. Namun, teori ini
baru diperkenalkan sebagai teori ilmiah pada abad ke-20.

Meskipun fakta di atas baru ditemukan pada abad ke-20, Allah telah memberitahukan kenyataan ini kepada kita dalam Al Quran 1.400 tahun yang lalu:

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya
Kami benar-benar berkuasa.” (Surat Adz-Dzariyat: 47)

Pada tahun 1948, George Gamov mengemukakan gagasan lain mengenai
teori Ledakan Besar. Dia menyatakan bahwa setelah terbentuknya alam
semesta dari ledakan hebat, di alam semesta seharusnya terdapat
surplus radiasi, yang tersisa dari ledakan tersebut. Lebih dari itu,
radiasi ini seharusnya tersebar merata di seluruh alam semesta.

Bukti “yang seharusnya ada” ini segera ditemukan. Pada tahun 1965,
dua orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson, menemukan
gelombang ini secara kebetulan. Radiasi yang disebut “radiasi latar
belakang” ini tampaknya tidak memancar dari sumber tertentu, tetapi
meliputi seluruh ruang angkasa. Dengan demikian, dapat dipahami
bahawa gelombang panas yang memancar secara seragam dari segala arah
di angkasa ini merupakan sisa dari tahapan awal Ledakan Besar.
Penzias dan Wilson dianugerahi Hadiah Nobel untuk temuan ini.

Bukti penting lain berkenaan dengan Ledakan Besar adalah jumlah
hidrogen dan helium di ruang angkasa. Pada penghitungan terbaru,
diketahui bahawa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta sesuai
dengan penghitungan teori konsentrasi hidrogen-helium yang
tersisa dari Ledakan Besar. Jika alam semesta tidak memiliki awal
dan jika alam semesta ada sejak adanya keabadian (waktu yang tak
terhingga), seharusnya hidrogen terpakai seluruhnya dan diubah
menjadi helium.

Semua bukti kuat ini memaksa komuniti ilmiah untuk menerima teori
Ledakan Besar. Model ini merupakan titik terakhir yang dicapai oleh
para ahli kosmologi berkaitan dengan awal mula dan pembentukan alam
semesta.

Dennis Sciama, yang membela teori keadaan ajeg (steady-state)
bersama Fred Hoyle selama bertahun-tahun, menggambarkan posisi
terakhir yang mereka capai setelah terkumpulnya semua bukti tentang
teori Ledakan Besar. Sciama mengatakan bahwa ia telah ambil bagian
dalam perdebatan sengit antara para pembela teori keadaan ajeg dan
mereka yang menguji dan berharap dapat menyangkal teori tersebut.


Zat dan ruang/waktu diciptakan oleh Yang Maha Pencipta, yaitu Dia
yang terlepas dari gagasan tersebut. Sang Pencipta adalah Allah, Dia
adalah Raja di surga dan di bumi.

Allah memberi tahu bukti-bukti ilmiah ini dalam Kitab-Nya, yang Dia
turunkan kepada kita manusia empat belas abad lalu untuk menunjukkan
keberadaan-Nya.


Orbit Dan Alam Semesta Yang Beroperasi

Salah satu sebab utama yang menghasilkan keseimbangan di alam
semesta, tidak diragukan lagi, adalah beredarnya benda-benda angkasa
sesuai dengan orbit atau lintasan tertentu. Walaupun baru diketahui
akhir-akhir ini, orbit ini telah ada di dalam Al Quran:

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis
edarnya.” (QS. Al Anbiya:33)

Bintang, planet, dan bulan berputar pada sumbunya dan dalam
sistemnya, dan alam semesta yang lebih besar bekerja secara teratur
seperti pada roda gigi suatu mesin. Tata surya dan galaksi kita juga
bergerak mengitari pusatnya masing-masing. Setiap tahun bumi dan
tata surya bergerak 500 juta kilometer menjauhi posisi sebelumnya.
Setelah dihitung, diketahui bahwa bila suatu benda langit menyimpang
sedikit saja dari orbitnya, hal ini akan menyebabkan hancurnya
sistem tersebut. Misalnya, marilah kita lihat apa yang akan terjadi
bila orbit bumi menyimpang 3 mm lebih besar atau lebih kecil dari
yang seharusnya.

“Selagi berotasi mengitari matahari, bumi mengikuti orbit yang
berdeviasi sebesar 2,8 mm dari lintasannya yang benar setiap 29 km.
Orbit yang diikuti bumi tidak pernah berubah karena penyimpangan
sebesar 3 mm akan menyebabkan kehancuran yang hebat. Andaikan
penyimpangan orbit adalah 2,5 mm, dan bukan 2,8 mm, orbit bumi akan
menjadi sangat luas dan kita semua akan membeku. Andaikan
penyimpangan orbit adalah 3,1 mm, kita akan hangus dan mati.” (Bilim
ve Teknik, Juli 1983)

Berjarak 150 juta km dari bumi, matahari menyediakan energi yang
kita perlukan secara terus-menerus.


Di angkasa yang berenergi sangat besar ini, atom hidrogen
terus-menerus berubah menjadi helium. Setiap detik 616 miliar ton
hidrogen berubah menjadi 612 miliar ton helium. Selama sedetik itu,
energi yang dihasilkan sebanding dengan ledakan 500 juta bom atom.

Kehidupan di bumi dimungkinkan oleh adanya energi dari matahari.
Keseimbangan di bumi yang tetap dan 99% energi yang diperlukan untuk
kehidupan disediakan oleh matahari. Separuh tenaga ini berbentuk cahaya, sedangkan sisanya berbentuk sinar ultraviolet,dan berbentuk panas.

Sifat lain dari matahari adalah memuai secara berkala seperti
lonceng. Hal ini berulang setiap lima minit dan permukaan matahari
bergerak mendekat dan menjauh 3 km dari bumi dengan kecepatan 1.080
km/jam.

Matahari hanyalah salah satu dari 200 juta bintang dalam Bimasakti.
Meskipun 325.599 kali lebih besar dari bumi, matahari merupakan
salah satu bintang kecil yang terdapat di alam semesta. Matahari
berjarak 30.000 tahun cahaya dari pusat Bimasakti, yang berdiameter
125.000 tahun cahaya. (1 tahun cahaya = 9.460.800.000. 000 km.)

Perjalanan Matahari

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan
Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yasin:38)

Berdasarkan perhitungan para astronomi, akibat aktiviti galaksi
kita, matahari berjalan dengan kecepatan 720.000 km/jam menuju Solar
Apex, suatu tempat pada bidang angkasa yang dekat dengan bintang
Vega. (Ini bererti matahari bergerak sejauh kira-kira 720.000×24 =
17.280.000 km dalam sehari, begitu pula bumi yang bergantung
padanya.)